Halaman

Rabu, 27 Desember 2017

Refleksi Perkuliahan: Psikologi Spiritual (Pasca Pelantikan Bapak Prof. Marsigit, M. A)



Refleksi Perkuliahan: Psikologi Spiritual
 (Pasca Pelantikan Bapak Prof. Marsigit, M. A)

Oleh : Trisylia Ida Pramesti

            Perkuliahan dilaksanakan di ruang 11 lantai 1 gedung pasca sarjana baru pada Selasa, 12 Desember 2017 pukul 15.40 WIB seperti biasa beliau membuka perkuliahan dengan doa terlebih dahulu. Perkuliahan kali ini berbeda dari biasanya dan spesial, karena dilaksanakan setelah 8 hari beliau Bapak Prof. Marsigit, M. A dilantik menjadi Direktur Program Pascasarjana UNY. Dalam pertemuan tersebut beliau menyampaikan dan merefleksikan peristiwa beliau menjadi Direktur tersebut.

            Beliau memulai refleksi dengan kalimat falsafah jawa yaitu “Ojo gege mongso”. Kalimat yang sederhana, tetapi mengandung banyak makna didalamnya. Yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu jangan mendahului kehendak Tuhan. Banyak sekali kejadadian hidup kita yang menggambarkan ungkapan di atas. Misalkan kita ingin memiliki Mobil Herley Davidson, sedangkan kita tidak punya tabungan sama sekali, maka inilah yang termasuk gege mongso. Namun beda ketika kita sudah punya tabungan 600Juta berkeinginan beli mobil mewah, maka ini bisa terwujud dan bukan termasuk gege mongso. Tetapi bercita-cita.
            Lalu apa bedanya dengan bercita-cita dengan gege mongso. Bercita-cita yaitu kita telah melakukan usaha dalam mencapai cita-cita itu. cita-cita itu menyeimbangkan antara langit dan buminya, artinyya cita adalah langit dan upaya kita adalah dunianya, sehingga kedua hal ini perlu diseimbangkan. Maka kita sebagai manusia boleh bercita-cita tetapi jangan lupa untuk berusaha dan jangan lupakan doa.
Kemudian selaku Direktur Pascasarjana Baru, Bapak Prof. Dr. Marsigit, M. A menyampaikan pentingnya jurnal artikel terindeks yang dijadikan sebagai syarat yudisium nanti. Karena sekarang adalah atmosfir yaitu researcher. Tidak hanya Mahasiswa, Dosen, guru juga sekarang adalah researcher. Siswa juga diharapkan mejadi merearcher. Dalam artian siswa aktif menemukan dan membangun pengetahunnya sendiri, sedangkan guru adalah sebagai fasilitatornya.
Hikmah dari kehidupan yang dijalani oleh Bapak yaitu Jangan membenci orang, karena bisa jadi kebencian adalah keberkahan bagi yang dibenci. Maksud dari pernyataan ini yaitu: kita sering kali dibenci oleh orang lain, maka biarkan saja orang yang membenci kita itu, jadikan kebencian itu sebagai motovasi agar selalu berbuat kebaikan. Kemudian tetaplah berdoa dan dalam suasana ikhlas dalam menjalani apapun. Karena kebarokahan  akan hadir melalui jalan tersebut.
Demikianlah refleksi kali ini yang mengupas sedikit terkait psikologi spiritual yang maksudnya yaitu mengambil nilai-nilai spiritual melalui apa yang terjadi di dalam hidup kita. Mengambil hikmah dan merefleksikannya. Semoga bermanfaat sekian terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar