Halaman

Kamis, 28 Desember 2017

Refleksi Membangun Pendidikan Indonesia



Refleksi Membangun Pendidikan Indonesia
Oleh : Trisylia Ida Pramesti

            Pertemuan perkuliahan kali ini berbeda dengan perkuliahan sebelum-sebelumnya, jika sebelumnya Bapak memulai dengan kuis jawab singkat. Maka kali ini Bapak menggunakan metode yang berbeda yaitu menggunakan slide PPT yang kemudian menyampaikan terkait filsafat pendidikan di Indonesia.
            Uraian dimulai dengan teori hermeneutika hidup. Hidup kita itu sejatinya seperti spiral yang terdiri dari gerak linier dan siklik, maka menghasilkan siklis yang selalu berkembang terus menerus. Disini pula terjadi pembagian dunia antara dunia atas yaitu dunia teori dan dunia praktiknya. Dan ketika ditelisik lagi ternyata kehidupan ini juga sesuai dengan perputaran bumi itu sendiri.

            Berikutnya mengenai teori fenomenologi oleh Husserl yang menyampaikan bahwa segala sesuatu berasal dari fenomena lalu diserap melalui indra manusia yang didapat melalui perhatian, yang kemudian melalui proses idealisasi dan abstraksi. Ketika masuk dalam pikiran menjadi intuisi dan ketika tidak dibutuhkan akan disimpan dalam epoke. Begitu pula dengan matematika yang diterima anak maka ia diperoleh dari melihat suatu fenomena.
            Dari dasar-dasar teori filsafat tadi maka terdapatlah suatu pembalajaran yang terkenal yaitu realistik. Dimana pembelajaran matematika itu dimulai dari apa yang ada dikehidupan sehari-hari, malu di proses menjadi model matematika lalu diubah lagi menjadi model formal yang ada di pikiran anak. Teori ini dikenal juga dengan istilah iceberg oleh Moerland.
            Fenomena yang ada itu akan menjadi musibah bagi orang yang belum siap menghadapinya, dan akan bermanfaat bagi orang yang siap. Misalkan Tsunami, bagi orang-orang yang belum siap maka ini menjadi musibah. Tetapi misalkan gunung berapi akan menjadi manfaat bagi orag yang siap seperti fotografer yang mencari momen foto terbaiknya. Demikian pula dengan matematika, ia akan menjadi bencana magi siswa-siswa yang tidak siap, namun menjadi manfaat bagi anak yang siap dengan matematika. Inilah maslah matematika sekarang.
               Di Indonesia permasalahan pembelajaran matematika yaitu masihnya guru yang menggunakan metode tradisional. metode ini metode yang sangat tua, yang tujuannya adalah hanya transfer pengetahuan. Dalam metode ini, ada karakteristik perilaku siswa dan guru. Karakteristik perilaku siswa adalah:
1. Siswa cenderung pasif, karena guru hanya menjelaskan materi sehingga siswa mendengarkan.
2. Siswa akan malas, karena guru hanya menjelaskan materi.
3. Dan dari siswa mudah mengantuk.
Dan karakteristik perilaku guru adalah:
1. Guru cenderung sombong
2. Guru hanya menjelaskan pelajaran.
3. Guru hanya menunjukkan keahlian mereka.
4. Guru tidak percaya padanya muridnya.
5. Guru hanya mentransfer knowladge.
Sehingga yang diharapkan yaitu pembelajaran yang inovativ dimana memfasilitasi siswa. Dalam metode ini aktor adalah siswa, perbedaan dengan pertama adalah dari fokus untuk guru sekarang fokus kepada siswa. Dalam metode ini siswa harus aktif di pelajaran. Guru memfasilitasi menggunakan berbagai metode, sumber daya, media atau alat peraga. Sumber daya yang dapat digunakan sebagai yaitu blog web, tujuan agar mengembangkan pemahaman siswa sendiri, di mana-mana saja kita dapat membuka blog ini dan bisa belajar dari ini. siswa juga dapat membangun, menciptakan kehidupan sendiri. filsafat dari metode ini adalah konstruktivisme. Didalam Metode, siswa yang dianggap sebagai bibit, sehingga guru akan memfasilitasi tumbuh kemampuan siswa sampai mereka berguna.
Bahkan tidak mudah untuk menerapkan metode inovatif atau mengajar. Karena metode tradisional telah budaya kita dari era penjajah sampai sekarang. Tetapi metode yang inovatif harus dilaksanakan.
            Hakikat matematika yaitu abstrak, padahal siswa belajar dari sesuatu yang konkret. Sebagaimana pembelajaran matematika di sekolah yaitu matematika sebagai pola dan hubunga. Matematika sebagai proses menyelesaikan masalah. Matematika sebagai proses infestigasi. Da matematika sebagai alat komunikasi. Kemudian Bapak menunjukkan foto-foto terkait pelatihan guru-guru sekolah dasar dengan menggunakan metode realistik.
Sehingga, dapat disimpulkan yaitu pendidikan Indonesia haruslah dibangun diatas filsafat yang kuat dan pelaksanaan yang terencana dengan baik. Termasuk didalamnya pembelajaran matematika. Yang mana mengutamakan siswa sebagaimana yang disampaikan di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar