Halaman

Selasa, 29 September 2015

Refleksi Pekuliahan Pertama Filsafat Pendidikan Matematika



REFLEKSI PERKULIAHAN PERTAMA
FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROF. DR. MARSIGIT, M. A

Hari, Tanggal             : Rabu, 16 September 2015
Ruang                          : R.PPG 1
Jam                              : 12.40-14.40 WIB
Judul                           : Kiat Belajar Filsafat untuk Pemula

Pada pertemuan pertama perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematikaini Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A memberikan materi pengenalan berkaitan dengan Filsafat dan beberapa hal terkait dengan perkuliahan ini.
Beliau mengawali dengan materi Filsafat secara umum. Filsafat memiliki banyak cabang. Contohnya yaitu Filsafat berdasarkan tingkatnya filsafat Sekolah dasar, Sekolah Menengah, dan Sekolah Tinggi. Filtafat yang dilihat tidak relevan pun pasti ada relevansinya misalnya Filsafat Lokasi dapat disebutkan lagi Filsafat Selatan, Filsafat Utara, Filsafat Timur dan Filsafat Barat. Contoh yang lain yaitu Filsafat benda, misalkan filsafat meja, kursi, handphone, dan kacamata.
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat sintak atau urut-urutan dan terdapat pula filsafatnya. Misalnya dalam menggoreng tempe itu terdapat sintak yaitu pertama menaruh wajan yang cekung di bawah lalu memberi minyak, kemudian tempe di masukkan dengan posisi tempe yang datar di bawah lalu jika sudah matang satu sisi kemudian di balik kesisi satunya. Tempe terdapat filsafatnya kenapa dibentuk tidak rata di satu sisinya agar mudah ketika membaliknya tadi. Dalam hal ini sintak atau urut-urutan tadi adalah suatu logika. Terdapat pula aturan sebab akibat, contohnya ketika menggoreng tempe itu wajan harus cekung dibawah, kalau membentuk cembung maka minyak akan tumpah. Maka dalam menggoreng tempe ini pun mengandung aturan sebab akibat.
Bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A menyampaikan hal yang terpenting lagi yaitu ketika kita akan belajar Filsafat Pendidikan Matematika maka mau tidak mau kita harus belajar terlebih dahulu Filsafat nya. Baru kemudian pendidikan Matematika akan mengalir dengan sendirinya.
Beliau kemudian menjelaskan mengenai perkuliahan dimana perkuliahan ini terdiri dari perkuliahan tatap muka, kemudian ada tes ter tulis harian, kegiatan refleksi perkuliahan ini yang ditulis kembali lalu di taruh di blog masing-masing, kuliah online yaitu membaca posting-posting yang dibuat oleh Bapak. Dalam perkuliahan ini terdapat syarat perlu dan syarat cukup. Syarat perlu yaitu untuk hadir dalam perkuliahan 75%, tugas, dan ujian. Dalam perkuliahan ini akan mudah penilaiannya yaitu dilihat dari responsif, kerajinan, dan pendapatnya melalui comment.
Syarat perlu saat comment adalah ikhlas. Terdapat dua macam iklas yaitu ikhlas hati dan pikir. Ikhlas dalam hati itu memiliki arti sungguh- sungguh, diniatkan dalam hati, benar-benar ikhlas, benar-benar senang, bersemangat. Ikhlas dalam pikir itu memiliki arti memahami apa yang ditulis. Lalu kriteria comment yang baik yaitu yang membuat tertarik untuk membaca. Misalnya karena ada hal yang melenceng, karena by track, karena kreatifitas.
Kemudian Beliau juga menyampaikan penilaian. Bahwa Dosen dapat menilai A, A-, B+, B , B-, C, D ,E. Jika ada Mahasiswa mendapatkan nilai E mungkin Mahasiswa yang abai, frustasi, memiliki masalah keluarga, kuliah tidak serius, yang memiliki masalah komunikasi. Contoh abai yaitu karena kesombongan. Kalau terkait teknis tidak ada masalah. Dengan menggunakan Blog ini benar-benar digunakan hanya untuk belajar dan belajar. Kunci dalam belajar Filsafat yaitu membaca. Tiadalah filsafat jika tidak membaca.
Materi selanjutnya yang Beliau sampaikan yaitu Obyek Filsafat. Obyek dari filsafat yaitu hal yang ada dan mungkin ada. Yang ada itu mencakup semua hal yang bisa kita sebut sebanyak apapun itu tak berhingga. Contoh ketika kita menyebutkan satu benda Bus, maka masih banyak lagi macamnya ada Bus kecil, besar, hitam dll. Ini baru bus. Contoh yang lain ada baju, baju merah, baju panjang dll. Sebanyak apa pun yang disebutkan belum seleseai menceritakan apa yang ada yang ketahui. Begitupun dengan yang tidak diketahui banyak hal yang tidak ketahui.
Adapun Hal yang tidak diketahui ini terdapat banyak macamnya yaitu besar, kecil, jauh, dekat, tinggi , rendah, dalam, dangkal. Diantar yang banyak sekali ini ada yang berpotensi untuk diketahui. Itu lah yang di maksud dengan yang mungkin ada. Contoh dari hal yang mungkin ada akan mudah di praktekkan dalam kehidupan. Berikut adalah proses terjadinya yang mungkin ada untuk menjadi ada. Misalnya  yaitu tentang tanggal lahir Cucu Beliau. Dimana kedudukan tanggal lahir tersebut bagi para Mahasiswa yaitu sesuatu yang tidak ada didalam pikiran Mahasiswa. Filsafat ini adanya dalam pikiran. Yang mungkin ada itu dimana ada perasaan yang mengatakan ini akan diberitahukan.
Tanggal lahir cucu Beliau ini ibaratkan wahyu jika jaman dahulu, namun merupakan pengetahuan jika jaman sekarang. Wahyu atau pengetahuan ini sekarang bisa di dapat dimana saja asalkan membuka hati dan pikiran untuk melihat keadaan sekitar. Wahyu ini beraneka ragam misalnya wahyu dalam kehidupan dulu seperti wahyu untuk menjadi raja. Wahyu ini diberikan oleh pemberi dan akan menempel pada si penerima. Wahyu ini berada pada pikiran sehingga tidak bisa diminta tidak ada wujudnya.
Belajar filsafat ini akan meningatkan syukur kita pada Tuhan. Dimana untuk mendapatkan pengetahuan kita tidak perlu sesuatu teknis seprti layaknya hanphone yang harus di atur terlebih dahulu. Namun manusia, dengan tenaga dari makanan sudah bisa mendapatkan pengetahuan.
Sehingga, Filsafat ini di pelajari dengan prinsip-prinsip hidup. Prinsip hidupnya ini salah satunya mencakup komunikasi. Alat untuk belajar filsafat yaitu bahasa analog. Bahasa analog adalah lebih tinggi dari bahasa kiasan. Misalkan jika di sebutkan hati maka akan bermakna spiritual, Tuhan, doa, dan akhirat. Jika di sebutkan pikiran bisa bermakna logika, dunia. Penggunaan bahasa analog ini berfungsi untuk mengkomunikasikan hal-hal yang sulit untuk di komunikasikan jika hanya di jelaskan dengan bahasa biasa. Karena bahasa biasa ini terbatas oleh ruang dan waktu.