Halaman

Kamis, 28 Desember 2017

Refleksi Perkuliahan: Obyek Filsafat



Refleksi Perkuliahan: Obyek Filsafat

Oleh : Trisylia Ida Pramesti

Dalam mempelajari filsafat maka penting juga mempelajari Obyek Filsafat. Obyek dari filsafat yaitu hal yang ada dan mungkin ada. Yang ada itu mencakup semua hal yang bisa kita sebut sebanyak apapun itu tak berhingga. Contoh ketika kita menyebutkan satu benda Bus, maka masih banyak lagi macamnya ada Bus kecil, besar, hitam dll. Ini baru bus. Contoh yang lain ada baju, baju merah, baju panjang dll. Sebanyak apa pun yang disebutkan belum selesai menceritakan apa yang ada yang ketahui. Begitupun dengan yang tidak diketahui banyak hal yang tidak ketahui.

Adapun Hal yang tidak diketahui ini terdapat banyak macamnya yaitu besar, kecil, jauh, dekat, tinggi , rendah, dalam, dangkal. Diantar yang banyak sekali ini ada yang berpotensi untuk diketahui. Itu lah yang di maksud dengan yang mungkin ada. Contoh dari hal yang mungkin ada akan mudah di praktekkan dalam kehidupan. Berikut adalah proses terjadinya yang mungkin ada untuk menjadi ada. Misalnya  yaitu tentang tanggal lahir Cucu Beliau. Dimana kedudukan tanggal lahir tersebut bagi para Mahasiswa yaitu sesuatu yang tidak ada didalam pikiran Mahasiswa. Filsafat ini adanya dalam pikiran. Yang mungkin ada itu dimana ada perasaan yang mengatakan ini akan diberitahukan.
Tanggal lahir cucu Beliau ini ibaratkan wahyu jika jaman dahulu, namun merupakan pengetahuan jika jaman sekarang. Wahyu atau pengetahuan ini sekarang bisa di dapat dimana saja asalkan membuka hati dan pikiran untuk melihat keadaan sekitar. Wahyu ini beraneka ragam misalnya wahyu dalam kehidupan dulu seperti wahyu untuk menjadi raja. Wahyu ini diberikan oleh pemberi dan akan menempel pada si penerima. Wahyu ini berada pada pikiran sehingga tidak bisa diminta tidak ada wujudnya.
Belajar filsafat ini akan meningatkan syukur kita pada Tuhan. Dimana untuk mendapatkan pengetahuan kita tidak perlu sesuatu teknis seprti layaknya hanphone yang harus di atur terlebih dahulu. Namun manusia, dengan tenaga dari makanan sudah bisa mendapatkan pengetahuan.
Sehingga, Filsafat ini di pelajari dengan prinsip-prinsip hidup. Prinsip hidupnya ini salah satunya mencakup komunikasi. Alat untuk belajar filsafat yaitu bahasa analog. Bahasa analog adalah lebih tinggi dari bahasa kiasan. Misalkan jika di sebutkan hati maka akan bermakna spiritual, Tuhan, doa, dan akhirat. Jika di sebutkan pikiran bisa bermakna logika, dunia. Penggunaan bahasa analog ini berfungsi untuk mengkomunikasikan hal-hal yang sulit untuk di komunikasikan jika hanya di jelaskan dengan bahasa biasa. Karena bahasa biasa ini terbatas oleh ruang dan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar