Halaman

Rabu, 06 Januari 2016

Penting Komunikasi dalam Kehidupan



Penting Komunikasi dalam Kehidupan

Perkuliahan ini adalah perkuliahan terakhir. Perkuliahan pengganti pada hari Kamis, 31 Desember 2015. Pada pertemuan ini akan membahas tentang peranyaan-pertanyan Mahasiswa, pertanyaan yang merdeka.
                Pertanyaan pertama yaitu dari saudara Septi yaitu pertanyaanya Bagaimana cara mengkominukasikan matematika terhadap siswa tentang materi yang abstrak ?. jawabanya yaitu sesuai dengan ruang dan waktunya. Memperhatikan pula learning trajectory nya. Maka dipengaruhi dari kemarin apa yang dipelajari dan bermanfaat untuk apa. Ini juga disebut dengan learning continue. Secara psikologi, learning continue di Indonesia itu berupa Realistic matematik yang mungkin gambarannya masih terlalu umum dan kasar. Matematika konkrit, matematika mdel kongkrit, matematika model formal dan matematika abstrak. Ruang dan waktu artinya Abstrak itu untuk anak SMA keatas, namun jika untuk anak anak maka matematika itu kongkrit. Cara mengkomunikasikan yaitu dengan cara memberdayakan siswa, memberi kesempatan untuk merefleksikan.
Begitau pula pada perkuliah filsafat ini, Guru ini memberi fasilitas siswa untuk belajar filsafat. Kita bisa membaca dari mana saja. Belajar itu harus akuntabel dan sustainable. Akuntabel artinya kepercayaan, percaya pada yang ada dan yang mungkin ada. Sedangkan sustainabel adalah berkelanjutan. Sebenar-benar hidup itu interaksi akuntabel dan sustainable. Kata – kata tidak dapat menggambarkan perasaanku. Inilah pentingnya komunikasi.
Pertanyaan selajutnya yaitu dari Hernestri tentang Apakah mencari Identitas juga termasuk dalam berfilsafat?. Belum tentu karena seseorang kadang ada yang sadar dan tidak sadar kalau ia sedang mencari identitas. Kebanyakan orang itu  tidak sadar, hanya sedikit orang mau menyampaikan, bahkan sedikit yang mau menyampaikan. Seseorang itu sejatinya raganya sedang disini namun pikirannya ada dimana mana. Pentingnya sebuah nama. Metode saintifik mengakibatkan seseorang mudah bertanya. Padahal tidak setiap pertanyaan harus dijawab, dalam ruang dan waktu saat itu, kadang malah tak membutuhkan jawaban saat itu.
Pertanyaan selanjutnya dari saudara Rizky Cahyaningtyas. Metode pembelajaran yang seperti apa yang tidak mengandung perbudakan. Yaitu metode yang melayani kebutuhan siswa. Yang berorientasi pada siswa. Dan tidak mengekang siswa, sedangkan pendidik adalah berfungsi sebagai fasilitator.
Pertanyaan selanjutnya yaitu Latifatul Karima yaitu bagaimana ciri orang yang telah menggapai ruang dan waktu. Diri kita sejatinya tengah menggapai ruang dan waktu, namun seringkali kita tidak menyadarinya. Bahkan batu saja sedang berada pada ruang dan waktu. Filsafat juga berkaitan dengan bahasa analog.
Pertanyaan selanjutnya berkaitan dengan paralogis dan antinomi yang disampaikan Diyah Wahyu Utami. Paralogis dan antinomi yaitu kesalahan para dewa. Dan sebagian daksa tidak tahu, dan daksa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi jika yang bersalah para daksa maka dewa bisa belaku semaunya. Itulah perbedaan dimensi struktural.
Pertanyaan selanjutnya yaitu oleh Atika Izzatul Jannah peratanyaan berkatan dengan usia yang mampu untuk berfilsafat. Jawabannya bisa jadi kapan saja, bisa jadi saat dalam kandungan. Belajar filsafat bisa denga elegi. Elegi itu berbicara tetang filsafat tanpa membicarakan dengan bahasa sehari hari. Ini untuk orang awam. Namun dalam bentuk frmal orang tua juga sulit mempelajari filsafat. Karena filsafat itu perlu penghayatan diam, karena sejatinya doing nothing itu penting.
Pertanyaan selanjutnya yaitu dari Saya sendiri yaitu yang berkaitan dengan apa hakikat malas. Malas itu gejala jiwa. Sebenarnya malas itu suatu potensi. Berati jika seseorang itu malas maka ia tidak bisa memanfaatkan ruang dan waktunya. Orang yang berhasil itu yang behasil menembus ruang dan waktu. Orang yang malas itu berati ia tidak mensyukuri dan tidak memahami apa yang terjadi kemarin, sekarang dan yang akan datang maka ini jadinya malas.
Pertanyaan selanjutnya dari saudari Tina, bagaimana cara kita agar tidak terjebak mitos. Kadang seserang memang tidak bisa terlepas dari mitos karena budaya dll. Misal kepercayaan masyarakat Jogja yang mempercayai penguasa laut selatan. Namun jika kita menaikkan dimensi kita terkait teknologi dan iptek, maka ada informasi bahwa Indonesia telah terkepung oleh pangkalan Laut Amerika. Maka urusan dunia dan akhirat itu ada gurunya. Guru akhirat itu menuntun mengarahkan ke akhirat, tapi guru dunia itu hanya menunjukki dan bahkan guru akan berkata jangan seperti guru itu karena ia harus berkembang. Maka supaya tidak terjebak mitos maka ia tidak berhenti. Mitos itu berada pada pikiran kita. Mitos itu ada manfaatnya pula. Untuk anak kecil bahkan mitos juga kebanyakan dipakai. Jangan berarti mitos tidak baik keseluruhan, namun memang ketika mulai dewasa mitos perlu dikurangi. Kadang kadang kita perlu untuk lupa.
Pertanyaan Arina Fauziah berkaitan tentang bagai mana memeberaikan ide. Bapak Marsigit menjelaskan jika ide itu tidak bisa diberikan ia bisa ditamamkan sudah ada dalam anak. Pertanyaan Novia tentang apakah mempunyai tekat yang kuat tentang masa depan itu menyalahi takdir. Menurut bapak ini adalah keterampilan hidup yaitu menyeimbangkan antara usaha dan do’a. Terus saja seperti itu, maka akan tercapai cita. Namun, secara psikologi akan ada resiko yaitu kekecewaan dll. Ini lah pentingnya komunikasi yaitu untuk komunikasi produktif. Karena kehidupan ini ada sebab dan akibat. Ada saatnya kita sabar, menunggu dan berdoa. maka ini berkaitan pula dengan potensi, bukan bakat. Karena bakat itu mitos. Mendidik berdasarkan bakat itu sangat mudah, yang penting yaitu bagaimana mendidik orang yang tidak berbakat.
Selanjutnya berkaitan tentang ilmu. Ilmu dari luar dan dari dalam. Ilmu dari luar itu kuat dari bentuknya, wadahnya. Namun ilmu dari dalam negri itu kaya akan isi, konteks. Maka jika ingin harmoni maka gunakan kedua ilmu itu. kemudian berkaitan perbedaan S1 dan S2 yang membedakan yaitu ekstensif dan intensifnya.
Pertanyaan selanjutnya Deary. Agama itu mengurusi kaitan dunia dan akhirat, sedangkan ilmu yang dunia hanya dunia saja sebatas memahami akhirat. Kodrat manusia itu relatif. Dan yang absolut masalah agama Tuhan. Ketika beragama maka perlulah torelansi, tapi tidak ada toleransi saat ibadah. Manusia itu hanya bisa ikhtiar. Tidak perlu sombong, karena sombong itu dapat membakar potensi. Apa apa itu sederhana saja.
Pertanyaan selanjutnya yaitu Fitriana Nur Hidayati,  bertanya bagaimana jika ada rekan kerja yang baik tapi, dibelakang ia menggujingkan diri kita. Intinya yaitu komunikasi. Mengkomunikasikan dengan dimensi yang harmonis. Pun mungkin ketika kita digunjingkan kita perlu introspeksi, jangan – jangan kita juga pernah menggunjingkan orang. Maka selanjutnya terkait ikhlas dan hati. Doa itu saa pikiran berhenti berurang dan menggunakan hati, namun doa lama lama fasenya menjadi tak sadar dan diambil alih dan tuhan lah yang mendoakan kita. Orang orang seperti ini orang yang mempunyai guru spiritual. Guru spiritual itu bagaimana cara kita bisa meneladani Sunnah Rasulullah.  Keikhlasan itu, berkaitan dengan akhirat. Beliau Bapak Marsigit menceritakan terkait menggapai wajah Rasulullah. Hakikat memandang wajah Rasulullah itu telah, sedang dan akan selalu memandang wajah Rasulullah, dalam kegiatan apapun. Maka Rasulullah pun punya guru yaitu Jibril. Kaitan dengan kehidupan kita ini merupakan energi, walaupun kita tidak melihat secara lahir, namun kita bisa memandang hati, batinnya. Keikhlasan itu perlu ada pembimbing.
Maka secara keseluruhan, yang terpenting dalam kehidupan dunia ini yaitu komunikasi sesama memahami dengan harmoni dan dimensi yang lebih harmoni. Komunikasi juga penting untuk membangun akhirat kita. Terkait hubungan kita dengan Rabb kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar