Refleksi
Wayang Meninggalnya Rahwana: Psikologi Spiritual Kejahatan
pasti
akan Kalah Jua
Oleh
: Trisylia Ida Pramesti
Kami Mahasiswa Pendidikan Matematika kelas A 2017
melaksanakan mandat dari Bapak, melihat wayang di Museum Sasonobudoyo pada
pukul 8-10 petang. Refleksi ini berkaitan dengan refleksi wayang meninggalnya
Rahwana.
Awal cerita di negara Ngalengka, atau kerajaan yang
dikuasai oleh Rahwana. Rahwana atau dikenal juga Prabu Dasamuka ini sebagaimana
diketahui telah menculik Shinta. Sehingga Prabu Rama menyerang ke negara Alengka
ini. Pada awal pertempuran diketahui bahwa banyak prajurit dari Rahwana yang
gugur. Putra-putra rahwana juga banyak yang gugur. Dan dalam pertempuran
selanjutnya Indrajit putra Rahwana juga gugur serta Kumbakarna adik Rahwana
juga gugur. Sehingga terlihat jelas dari segi jumlah pasukan, Rahwana sudah
kehilangan jumlah pasukan. Sedangkan Prabu Rama sudah hampir mendekati Alengka.
Pada hari pertempuran terakhir, Rahwana maju ke medan
perang sendirian dengan menaiki kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda
pilihan. Saat ia keluar dari negaranya, maka langit menjadi gelap karena
gerhana matahari yang terjadi. Pada medan pertempuran terjadilah perang sengit
antara Prabu Rama yang menggunakan senjata Brahmastra dan Prabu Dasamuka
menggunakan ajian Rawarontek dan Pancasona. Ajian yang digunakan Rahwana ini
mengakibatkan ia tidak dapat mati, karena ketika berkali-kali rama menembus
senjatanya di badan Rahwana ia akan tetap bangkit kembali begitu seterusnya. Hingga
pada akhirnya Prabu Rama memerintahkan Anoman untuk mengangkat suatu bukit,
lalu kemudian Prabu Rama membunuh Rahwana dan jasadnya di benamkan dalam bukit
yang telah diangkat oleh anoman tadi, sehingga Rahwana tidak dapat bangkit
kembali. Demikianlah akhir kehidupan Rahwana atau Prabu Dasamuka yang tekenal
akan kesombongan, keangkuhan dan keburukan prangainya.
Dari kisah meninggalnya Rahwana ini maka kita dapat
mengambil beberapa hikmah yang menarik. Yang pertama berkaitan dengan usaha yang
dilakukan oleh Prabu Rama, ketika kita melakukan kebaikan maka yakinlah kita
akan menang, sehingga upaya yang dikeluarkan haruslah maksimal tanpa menyerat
terus menerus seperti yang dilakukan Prabu Rama, walaupun berkali-kali Rahwana
bangkit Prabu Rama tetap berusaha tanpa lelah. Kemudian yang terakhir berkaitan
dengan keburukan yang tidak akan bisa mengalahkan kebaikan. Yakinla bahwa
kebaikan akan menang menghadapi keburukan. Tataplah berada dalam kebaikan, jika
beruntung kamu akan menemukan orang baik juga, namun jika tidak kamu ajan ditemukan
oleh orang baik. Semoga refleksi kali ini bermanfaat. Sekian terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar