Refleksi Perkuliahan: Obyek Filsafat
Oleh : Trisylia Ida Pramesti
Dalam mempelajari filsafat maka
penting juga mempelajari Obyek Filsafat. Obyek dari filsafat yaitu hal yang ada
dan mungkin ada. Yang ada itu mencakup semua hal yang bisa kita sebut sebanyak
apapun itu tak berhingga. Contoh ketika kita menyebutkan satu benda Bus, maka
masih banyak lagi macamnya ada Bus kecil, besar, hitam dll. Ini baru bus.
Contoh yang lain ada baju, baju merah, baju panjang dll. Sebanyak apa pun yang
disebutkan belum selesai menceritakan apa yang ada yang ketahui. Begitupun
dengan yang tidak diketahui banyak hal yang tidak ketahui.
Adapun Hal yang tidak diketahui ini
terdapat banyak macamnya yaitu besar, kecil, jauh, dekat, tinggi , rendah,
dalam, dangkal. Diantar yang banyak sekali ini ada yang berpotensi untuk
diketahui. Itu lah yang di maksud dengan yang mungkin ada. Contoh dari hal yang
mungkin ada akan mudah di praktekkan dalam kehidupan. Berikut adalah proses
terjadinya yang mungkin ada untuk menjadi ada. Misalnya yaitu tentang tanggal lahir Cucu Beliau.
Dimana kedudukan tanggal lahir tersebut bagi para Mahasiswa yaitu sesuatu yang
tidak ada didalam pikiran Mahasiswa. Filsafat ini adanya dalam pikiran. Yang
mungkin ada itu dimana ada perasaan yang mengatakan ini akan diberitahukan.
Tanggal lahir cucu Beliau ini
ibaratkan wahyu jika jaman dahulu, namun merupakan pengetahuan jika jaman
sekarang. Wahyu atau pengetahuan ini sekarang bisa di dapat dimana saja asalkan
membuka hati dan pikiran untuk melihat keadaan sekitar. Wahyu ini beraneka ragam
misalnya wahyu dalam kehidupan dulu seperti wahyu untuk menjadi raja. Wahyu ini
diberikan oleh pemberi dan akan menempel pada si penerima. Wahyu ini berada
pada pikiran sehingga tidak bisa diminta tidak ada wujudnya.
Belajar filsafat ini akan
meningatkan syukur kita pada Tuhan. Dimana untuk mendapatkan pengetahuan kita
tidak perlu sesuatu teknis seprti layaknya hanphone
yang harus di atur terlebih dahulu. Namun manusia, dengan tenaga dari makanan
sudah bisa mendapatkan pengetahuan.
Sehingga, Filsafat ini di pelajari
dengan prinsip-prinsip hidup. Prinsip hidupnya ini salah satunya mencakup
komunikasi. Alat untuk belajar filsafat yaitu bahasa analog. Bahasa analog
adalah lebih tinggi dari bahasa kiasan. Misalkan jika di sebutkan hati maka
akan bermakna spiritual, Tuhan, doa, dan akhirat. Jika di sebutkan pikiran bisa
bermakna logika, dunia. Penggunaan bahasa analog ini berfungsi untuk
mengkomunikasikan hal-hal yang sulit untuk di komunikasikan jika hanya di
jelaskan dengan bahasa biasa. Karena bahasa biasa ini terbatas oleh ruang dan
waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar