Refleksi
Perkuliahan: Psikologi Spiritual
(Pasca Pelantikan Bapak Prof. Marsigit, M. A)
Oleh
: Trisylia Ida Pramesti
Perkuliahan dilaksanakan di ruang 11 lantai 1 gedung
pasca sarjana baru pada Selasa, 12 Desember 2017 pukul 15.40 WIB seperti biasa
beliau membuka perkuliahan dengan doa terlebih dahulu. Perkuliahan kali ini
berbeda dari biasanya dan spesial, karena dilaksanakan setelah 8 hari beliau
Bapak Prof. Marsigit, M. A dilantik menjadi Direktur Program Pascasarjana UNY.
Dalam pertemuan tersebut beliau menyampaikan dan merefleksikan peristiwa beliau
menjadi Direktur tersebut.
Beliau memulai refleksi dengan kalimat falsafah jawa
yaitu “Ojo gege mongso”. Kalimat yang
sederhana, tetapi mengandung banyak makna didalamnya. Yang memiliki arti dalam
bahasa Indonesia yaitu jangan mendahului kehendak Tuhan. Banyak sekali
kejadadian hidup kita yang menggambarkan ungkapan di atas. Misalkan kita ingin
memiliki Mobil Herley Davidson, sedangkan kita tidak punya tabungan sama
sekali, maka inilah yang termasuk gege mongso. Namun beda ketika kita sudah
punya tabungan 600Juta berkeinginan beli mobil mewah, maka ini bisa terwujud
dan bukan termasuk gege mongso. Tetapi bercita-cita.
Lalu apa bedanya dengan bercita-cita dengan gege mongso. Bercita-cita
yaitu kita telah melakukan usaha dalam mencapai cita-cita itu. cita-cita itu
menyeimbangkan antara langit dan buminya, artinyya cita adalah langit dan upaya
kita adalah dunianya, sehingga kedua hal ini perlu diseimbangkan. Maka kita
sebagai manusia boleh bercita-cita tetapi jangan lupa untuk berusaha dan jangan
lupakan doa.
Kemudian
selaku Direktur Pascasarjana Baru, Bapak Prof. Dr. Marsigit, M. A menyampaikan
pentingnya jurnal artikel terindeks yang dijadikan sebagai syarat yudisium
nanti. Karena sekarang adalah atmosfir yaitu researcher. Tidak hanya Mahasiswa,
Dosen, guru juga sekarang adalah researcher. Siswa juga diharapkan mejadi
merearcher. Dalam artian siswa aktif menemukan dan membangun pengetahunnya
sendiri, sedangkan guru adalah sebagai fasilitatornya.
Hikmah
dari kehidupan yang dijalani oleh Bapak yaitu Jangan membenci orang, karena
bisa jadi kebencian adalah keberkahan bagi yang dibenci. Maksud dari pernyataan
ini yaitu: kita sering kali dibenci oleh orang lain, maka biarkan saja orang
yang membenci kita itu, jadikan kebencian itu sebagai motovasi agar selalu
berbuat kebaikan. Kemudian tetaplah berdoa dan dalam suasana ikhlas dalam
menjalani apapun. Karena kebarokahan
akan hadir melalui jalan tersebut.
Demikianlah
refleksi kali ini yang mengupas sedikit terkait psikologi spiritual yang
maksudnya yaitu mengambil nilai-nilai spiritual melalui apa yang terjadi di dalam
hidup kita. Mengambil hikmah dan merefleksikannya. Semoga bermanfaat sekian
terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar