Refleksi
Perkuliahan ke-3: Gejala Filsafat
Oleh
: Trisylia Ida Pramesti
Perkuliahan
filsafat ilmu ke-3 pada hari Selasa pukul 15.30 WIB dilakukan di gedung pasca
baru. Perkuliahan Filsafat kali ini dimulai dengan tes jawab singkat berkenaan
dengan gejala filsafat ilmu.
Pertanyaan
pertama yaitu berkaitan dengan batuk, batuk gejala filsafatnya adalah
disharmoni. Kedua gerakan tangan, gejala filsafatnya simbol. Ketiga, tidur
gejala filsafatnya mitos. Karena ketika tidur seseorang tidak berpikir.
Berpikir itu logos, maka lawan katanya mitos. Sehingga dari beberapa pertanyaan
seperti di atas menunjukkan jika filsafat meliputi segala kehidupan kita.
Karena jika kita menyebutkan suatu kata maka akan ada gejala dalam filsafatnya.
Senjutnya,
Maju jalan gejala filsafatnya adalah determine, mengarahkan. Andai kata adalah
fiksionism. Perkiraan adalah teleologism, yang dipopulerkan oleh Immanuel Kant.
Tergantung situasi kondisi adalah relatif. Keharusan adalah absolutism. Yang
baik adalah absolutism. Lupa adalah intuisionism. Ragu-ragu adalah skeptisism.
Tak ada gejala filsafatnya adalah nihilism. Memakai “ism” berarti pusatnya.
Sesi
selanjutnya yaitu pembahasan mengenai matafisik. Metafisik adalah apa yang ada
disebaliknya. Misalkan ada benda yang berwarna hitam. Maka sejatinya benda itu
warna sesungguhnya adalah selain hitam. Karena benda itu sebenarnya hanya
memantulkan cahaya warna, macam-macam warna yang akan terlihat. Karena warna
itu yang kita pikirkan, sedangkan yang kita pikirkan bukan yang warna itu.
pemantulan cahaya yang tidak dimilikinya.
Selanjutnya
yaitu sesi tanya jawab. Masing-masing kita membuat pertanyaan yang akan dijawab
oleh Bapak Marsigit. Pertanyaan pertama dari Vidiya berkaitan dengan kemalasan
dan rajin. Menurut Bapak rajin dan malas ini memiliki dunianya sendiri. yang
baik misalnya ada kemalasan yang berguna, yaitu malas melakukan keburukan.
Pertanyaan
selanjutnya yaitu berkaitan dengan bagaimana agar seseorang mengikuti pemikiran
kita. Menurut Bapak, tidaklah harus mengikutu pemikiran seseorang. Bahkan Bapak
mengatakan jika, pemikirannya jangan diikuti karena jika diikuti terus akan
terjebak oleh mitos. Adanya Bapak di tengah-tengah kita hanya sebagai
fasilitator saja.
Pertanyaan
selanjutnya berkaitan dengan satu hal apa yang akan Bapak rubah. Bapak Prof.
Dr. Marsigit mengatakan jika beliau tidak memiliki kapasaitas mengubah dunia
itu. tetapi beliau mengingatkan agar dunia itu berpikir. Agar orang-orang itu
berpikir. Jika dinaikkan ke tingkat spiritual harapannya orang-orang berada
pada keadaan doa. Karena sebenar-benar hidup sedang berpikir.
Pertanyaan
selanjutnya yaitu tentang cara menyelaraskan lisan dan pikiran. Jawaban beliau
yaitu manusia memiliki banyak sumbu, tidak hanya sumbu x dan y saja. Sehingga
ketika kita menatakan hanya lisan dan pikiran saja berarti baru dua sumbu saja
yang diselaraskan. Padalah sumbu yang lain juga perlu diselaraskan. Misalnya
sumbu pendengaran, tingkah laku, dan hati. Cara menyelaraskannya dengan
hermeneutika yaitu proses yang siklik dan berkelanjutan. Karena hidup kita
linier dan siklik. Linier karena waktu yang lalu tidak berulang. Berkelanjutan
karena harapannya kita akan bertemu dengan hal kebaikan lagi.
Selanjutnya
Bapak Prof. Dr. Marsigit menyampaikan berkaitan Renedescartes. Dimana
dikisahkan Renedescartes mengalami mimpi yang tidak bisa dibedakan dengan yang
nyata. Lalu jawaban yang meyakinkan yang mebedakan antara mimpi dan nyata
adalah berpikir. Saya ada karena berpikir. Tetapi bahayanya yaitu berpikir
seliar mungkin, sampai mengabaikan kuasa Tuhan. Sehingga sangat bahaya sekali.
Jangan sampai pikiran kita mengalahkan keyakinan hati kita. Jawaban ini
menjawab pertanyaan saudara Luthfi yang menanyakan mengapa kita hidup. Yaitu
karena kita berpikir, jika dinaikkan dimensinya maka kita hidup untuk
beribadah.
Pertanyaan
berikutnya terkait kaitan antara filsafat dengan pendidikan matematika. Kaitannya
filsafat gunanya untuk membongkar matematika tersebut. Sehingga terbagilah ada
matematika murni dan kenyataan. Karena matematika terbagi menjadi dua. Yang
perlu diperhatikan juga bagaimana anak kecil belajar matematika, sehingga dalam
belajar matematika siswa perlu difasilitasi belajarnya melalui kegiatan.
Selanjutnya
penjelasan terkait filsafat adalah refleksi. Refleksi menjawab tetang mengapa,
bagaimananya juga. Berfilsafat dengan menggunakan pikiran. Termasuk perkuliahan
ini, refleksi sangat penting dilakukan untuk menandakan bahwa kita telah
berpikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar