Refleksi perkuliahan: Ruang dan Waktu
Oleh: Trisylia Ida Pramesti
Perkuliahan Filsafat akan sering
membahas terkait dengan ruang dan waktu. Maka sedikit akan saya uraikan terkait
pemahaman saya terkait ruang dan waktu tersebut. Filsafat itu adalah diri kita
sendiri. Masing-masing orang dipersilahkan untuk membangun filsafatnya sendiri.
Karena manusia itu berbeda-beda, maka berbeda adalah suatu kepastian. Karena berbeda-beda tadi maka yang utama
yaitu orang yang tahu diri akan ruang dan waktu. Dan sebodoh bodoh orang adalah
orang yang tidak tahu terkait ruang dan waktunya. Sehingga melalui belajar
filsafat maka Sopan dan santun terhadap ruang dan waktu.
Contoh mudah lain yaitu batu
akan menembus ruang dan waktu. Ia akan mengikuti ruang dan waktunya. Sehingga ruang
dan waktu adalah hal yang pasti dari dunia ini. tetapi ruang dan waktu ini
memiliki sifat metafisik. Yaitu tidak bisa dilita oleh indra.Menembus ruang dan waktu
bisa berarti sadar dan menaruh sesuai porsinya. Dalam menembus ruang dan waktu
ini dibutuhkan keikhlasan. Keikhalasan menembus ruang dan waktu adalah
keikhlasan itu sendiri. Keikhalasan ini pula adalah bekal untuk menjalani
hidup, karena itu sunnatullahnya aturan dari Sang Pencipta. Dari bagian
pertanyaan para dewa dan powernow dapat diketahui bahwa dunia itu ada kalanya
diatas dan adakalanya dibawah, dan itu saling berhubungan seperti rantai.
Seperti yang telah dicontohkan ayam itu dewanya cacing, cacing itu dewanya
tanah. Cacing disini bisa menjadi subjek dan juga objek sekaligus. Dan pada pertannyaan
perbedaan agama menurut filsafat yang tetap dikedepankan adalah toleransi
seperti yang telah dicontohkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar