Refleksi
Perkuliahan ke-2: Tidak Ada Alasan untuk Berhenti Membaca
Oleh
: Trisylia Ida Pramesti
Perkuliahan
filsafat ilmu pada hari Selasa pukul 15.30 WIB dilakukan di gedung pasca baru.
Perkuliahan Filsafat kali ini dimulai dengan tes jawab singkat berkenaan dengan
kehidupan dalam filsafat. Melalui pertanyaan-pertanyaan itulah kemudian kita
menyadari siapa diri kita dan hakihat kehidupan itu sendiri. kehidupan yang
dilihat dari kacamata filsafat.
Dari
25 pertanyaan yang berikan hanya sedikit sekali yang dapat menjawab pertanyaan
beliau. Ini menandakan bahwa kita belum ada apa-apanya dengan ilmu beliau. Maka
tidak ada alasan untuk selalu membaca, membaca dan terus membaca. Karena awal
mula ilmu itu dari membaca, seperti layaknya Rasulullah SAW yang pertama kali
mendapatkan wahyu, maka ayat yang pertama turun yaitu perintah untuk Iqro’ artinya bacalah.
Sesi
selanjutnya yaitu pembahasan dari pertanyaan-pertanyaan beliau. Pertanyaan
pertama yaitu siapa diri anda, jawabannya diri kita adalah hakikat. Filsafat
memiliki 3 pilar yaitu hakikat atau onlotogi, metode atau epistemologi dan
manfaat atau aksiologi. Dalam belajar filsafat, dimensi kita sudah beda, sudah
,meningkat, tetapi tetap harus memahami ruang dan waktunya.
Siapa
diri kita, diri kita adalah potensi. Potensi jika dinaikkan menjadi dimensi
spiritual adalah ciptaan tuhan. Jadi semua ciptaan Tuhan ini adalah potensi.
Namun potensi disini belum ada arah, sehingga perlu diarahkan potensi ini ke
arah yang baik. Misalkan peserta didik, kita sebagai pendidik haruslah sadar
bahwa siswa pasti memiliki potensi maka guru harus menggembangkan potensi yang
dimiliki anak itu dengan metode-metode inovatifnya. Potensi terdiri dari
potensi vital dan potensi fatal.
Diri
kita ini mau pergi memilih. Memilih apapun itu, meliputi apa yang ada dan yang
mungkin ada. Setiap kata memiliki dunianya sendiri. Karena hidup itu adalah
pilihan. Diri kita dengan pikiran kita. Apa yang berada di belakang kita adalah
epoke. Epoke adalah sesuatu yang harus kita lupakan. Lupa yang sunatullah
adalah bagian dari epoke. Menyimpan sesuatu di epoke. Maka semua yang ada
dibelakang kita, tidak bisa kita lihat dan tidak dipikirkan. Epoke sangat
penting dalam kehidupan kita, karena dengan itu kita bisa melangkah dengan enak
menghadapi masa depan tanpa mengingat kehidupan yang lalu. Epoke adalah suatu
bentuk fenomenologi.
Di
depan kita ada fenomena. Di atas kita ada transenden, para dewa. Di bawah kita
bayang- bayang. Dalam pewayangan bayangan adalah semar, atau bayangan bagong.
Transenden adalah idealnya namun bayang-bayang adalah realitasnya. Semua diri
kita adalah bayang-bayang sejarah. Kita sedang apapun atau mengada. Mengada
adalah suatu perubahan atau proses aktif. Sebenar-benar hidup adalah mengada,
kita pelaku yaitu pengada.
Obyek
dalam filsafat meliputi yang Ada dan yang mungkin ada. Apa yang ada adalah
hanya di pikiran saja. Apa yang kita belum mengerti itu namanya mungkin ada.
Ciri-ciri ada yaitu ketika seorang bisa menyebutkan satu saja sifat. Maka
sebenar-benar belajar itu dengan cara mengubah apa yang mungkin ada menjadi ada
dengan cara membaca. Kita berada di dalam bahasa. Bahasa itu adalah filsafat
itu sendiri. kekasih kita adalah milikmu. Apa yang kita benci adalah mitos.
Mitos adalah selalu berada di keadaan nyaman. Bacaan kita juga meliputi yang
ada dan yang mungkin ada. Filsafat itu meliputi formal dan normatif. Filsafat juga
memuat etik dan estetika.
Dalam
belajar filsafat ini, kita juga banyak mengambil hikmah kebaikan yaitu berupa
nasihat spiritual. Bagaimana kita untuk senantiasa tawakal dan berdoa setiap
saat. Berdoa dimanapun kita berada, yakin jika Allah Maha Mendengar. Dan
perkuliahan pun ditutup dengan doa yang hikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar