Penting Komunikasi
dalam Kehidupan
Perkuliahan ini adalah
perkuliahan terakhir. Perkuliahan pengganti pada hari Kamis, 31 Desember 2015. Pada
pertemuan ini akan membahas tentang peranyaan-pertanyan Mahasiswa, pertanyaan
yang merdeka.
Pertanyaan
pertama yaitu dari saudara Septi yaitu pertanyaanya Bagaimana cara
mengkominukasikan matematika terhadap siswa tentang materi yang abstrak ?.
jawabanya yaitu sesuai dengan ruang dan waktunya. Memperhatikan pula learning
trajectory nya. Maka dipengaruhi dari kemarin apa yang dipelajari dan
bermanfaat untuk apa. Ini juga disebut dengan learning continue. Secara psikologi,
learning continue di Indonesia itu berupa Realistic matematik yang mungkin
gambarannya masih terlalu umum dan kasar. Matematika konkrit, matematika mdel kongkrit,
matematika model formal dan matematika abstrak. Ruang dan waktu artinya Abstrak
itu untuk anak SMA keatas, namun jika untuk anak anak maka matematika itu
kongkrit. Cara mengkomunikasikan yaitu dengan cara memberdayakan siswa, memberi
kesempatan untuk merefleksikan.
Begitau pula
pada perkuliah filsafat ini, Guru ini memberi fasilitas siswa untuk belajar
filsafat. Kita bisa membaca dari mana saja. Belajar itu harus akuntabel dan
sustainable. Akuntabel artinya kepercayaan, percaya pada yang ada dan yang
mungkin ada. Sedangkan sustainabel adalah berkelanjutan. Sebenar-benar hidup
itu interaksi akuntabel dan sustainable. Kata – kata tidak dapat menggambarkan
perasaanku. Inilah pentingnya komunikasi.
Pertanyaan selajutnya
yaitu dari Hernestri tentang Apakah mencari Identitas juga termasuk dalam
berfilsafat?. Belum tentu karena seseorang kadang ada yang sadar dan tidak
sadar kalau ia sedang mencari identitas. Kebanyakan orang itu tidak sadar, hanya sedikit orang mau
menyampaikan, bahkan sedikit yang mau menyampaikan. Seseorang itu sejatinya
raganya sedang disini namun pikirannya ada dimana mana. Pentingnya sebuah nama.
Metode saintifik mengakibatkan seseorang mudah bertanya. Padahal tidak setiap
pertanyaan harus dijawab, dalam ruang dan waktu saat itu, kadang malah tak
membutuhkan jawaban saat itu.
Pertanyaan selanjutnya
dari saudara Rizky Cahyaningtyas. Metode pembelajaran yang seperti apa yang
tidak mengandung perbudakan. Yaitu metode yang melayani kebutuhan siswa. Yang berorientasi
pada siswa. Dan tidak mengekang siswa, sedangkan pendidik adalah berfungsi
sebagai fasilitator.
Pertanyaan selanjutnya
yaitu Latifatul Karima yaitu bagaimana ciri orang yang telah menggapai ruang
dan waktu. Diri kita sejatinya tengah menggapai ruang dan waktu, namun
seringkali kita tidak menyadarinya. Bahkan batu saja sedang berada pada ruang
dan waktu. Filsafat juga berkaitan dengan bahasa analog.
Pertanyaan selanjutnya
berkaitan dengan paralogis dan antinomi yang disampaikan Diyah Wahyu Utami. Paralogis
dan antinomi yaitu kesalahan para dewa. Dan sebagian daksa tidak tahu, dan
daksa tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi jika yang bersalah para daksa
maka dewa bisa belaku semaunya. Itulah perbedaan dimensi struktural.
Pertanyaan selanjutnya
yaitu oleh Atika Izzatul Jannah peratanyaan berkatan dengan usia yang mampu
untuk berfilsafat. Jawabannya bisa jadi kapan saja, bisa jadi saat dalam
kandungan. Belajar filsafat bisa denga elegi. Elegi itu berbicara tetang
filsafat tanpa membicarakan dengan bahasa sehari hari. Ini untuk orang awam. Namun
dalam bentuk frmal orang tua juga sulit mempelajari filsafat. Karena filsafat
itu perlu penghayatan diam, karena sejatinya doing nothing itu penting.
Pertanyaan selanjutnya
yaitu dari Saya sendiri yaitu yang berkaitan dengan apa hakikat malas. Malas itu
gejala jiwa. Sebenarnya malas itu suatu potensi. Berati jika seseorang itu malas
maka ia tidak bisa memanfaatkan ruang dan waktunya. Orang yang berhasil itu
yang behasil menembus ruang dan waktu. Orang yang malas itu berati ia tidak
mensyukuri dan tidak memahami apa yang terjadi kemarin, sekarang dan yang akan
datang maka ini jadinya malas.
Pertanyaan selanjutnya
dari saudari Tina, bagaimana cara kita agar tidak terjebak mitos. Kadang seserang
memang tidak bisa terlepas dari mitos karena budaya dll. Misal kepercayaan masyarakat
Jogja yang mempercayai penguasa laut selatan. Namun jika kita menaikkan dimensi
kita terkait teknologi dan iptek, maka ada informasi bahwa Indonesia telah
terkepung oleh pangkalan Laut Amerika. Maka urusan dunia dan akhirat itu ada
gurunya. Guru akhirat itu menuntun mengarahkan ke akhirat, tapi guru dunia itu
hanya menunjukki dan bahkan guru akan berkata jangan seperti guru itu karena ia
harus berkembang. Maka supaya tidak terjebak mitos maka ia tidak berhenti. Mitos
itu berada pada pikiran kita. Mitos itu ada manfaatnya pula. Untuk anak kecil
bahkan mitos juga kebanyakan dipakai. Jangan berarti mitos tidak baik
keseluruhan, namun memang ketika mulai dewasa mitos perlu dikurangi. Kadang kadang
kita perlu untuk lupa.
Pertanyaan Arina
Fauziah berkaitan tentang bagai mana memeberaikan ide. Bapak Marsigit
menjelaskan jika ide itu tidak bisa diberikan ia bisa ditamamkan sudah ada
dalam anak. Pertanyaan Novia tentang apakah mempunyai tekat yang kuat tentang
masa depan itu menyalahi takdir. Menurut bapak ini adalah keterampilan hidup
yaitu menyeimbangkan antara usaha dan do’a. Terus saja seperti itu, maka akan tercapai
cita. Namun, secara psikologi akan ada resiko yaitu kekecewaan dll. Ini lah
pentingnya komunikasi yaitu untuk komunikasi produktif. Karena kehidupan ini
ada sebab dan akibat. Ada saatnya kita sabar, menunggu dan berdoa. maka ini
berkaitan pula dengan potensi, bukan bakat. Karena bakat itu mitos. Mendidik berdasarkan
bakat itu sangat mudah, yang penting yaitu bagaimana mendidik orang yang tidak
berbakat.
Selanjutnya berkaitan
tentang ilmu. Ilmu dari luar dan dari dalam. Ilmu dari luar itu kuat dari
bentuknya, wadahnya. Namun ilmu dari dalam negri itu kaya akan isi, konteks. Maka
jika ingin harmoni maka gunakan kedua ilmu itu. kemudian berkaitan perbedaan S1
dan S2 yang membedakan yaitu ekstensif dan intensifnya.
Pertanyaan
selanjutnya Deary. Agama itu mengurusi kaitan dunia dan akhirat, sedangkan ilmu
yang dunia hanya dunia saja sebatas memahami akhirat. Kodrat manusia itu
relatif. Dan yang absolut masalah agama Tuhan. Ketika beragama maka perlulah
torelansi, tapi tidak ada toleransi saat ibadah. Manusia itu hanya bisa
ikhtiar. Tidak perlu sombong, karena sombong itu dapat membakar potensi. Apa apa
itu sederhana saja.
Pertanyaan selanjutnya
yaitu Fitriana Nur Hidayati, bertanya
bagaimana jika ada rekan kerja yang baik tapi, dibelakang ia menggujingkan diri
kita. Intinya yaitu komunikasi. Mengkomunikasikan dengan dimensi yang harmonis.
Pun mungkin ketika kita digunjingkan kita perlu introspeksi, jangan – jangan kita
juga pernah menggunjingkan orang. Maka selanjutnya terkait ikhlas dan hati. Doa
itu saa pikiran berhenti berurang dan menggunakan hati, namun doa lama lama
fasenya menjadi tak sadar dan diambil alih dan tuhan lah yang mendoakan kita. Orang
orang seperti ini orang yang mempunyai guru spiritual. Guru spiritual itu
bagaimana cara kita bisa meneladani Sunnah Rasulullah. Keikhlasan itu, berkaitan dengan akhirat. Beliau
Bapak Marsigit menceritakan terkait menggapai wajah Rasulullah. Hakikat memandang
wajah Rasulullah itu telah, sedang dan akan selalu memandang wajah Rasulullah,
dalam kegiatan apapun. Maka Rasulullah pun punya guru yaitu Jibril. Kaitan dengan
kehidupan kita ini merupakan energi, walaupun kita tidak melihat secara lahir,
namun kita bisa memandang hati, batinnya. Keikhlasan itu perlu ada pembimbing.
Maka secara
keseluruhan, yang terpenting dalam kehidupan dunia ini yaitu komunikasi sesama
memahami dengan harmoni dan dimensi yang lebih harmoni. Komunikasi juga penting
untuk membangun akhirat kita. Terkait hubungan kita dengan Rabb kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar